Kami gunakan kuki dan teknologi yang lain pada laman web ini untuk menambah baik pengalaman anda.
Dengan klik mana-mana pautan pada halaman ini, anda bersetuju dengan Dasar Privasi dan Dasar Kuki kami.
Ok Saya Setuju Baca Yang Selanjutnya

Mengenai Puisi Islam

I was wrapped in a cloth silentI took off the clothes world in chair

Dialog

aku terbungkus dalam kain sunyi

kutanggalkan pakaian dunia di kursi

aku duduk menikmati detak detik jarum jam

relung hati berbisik mengusik

“siapa aku,

dan apa tujuan hidupku?”

“kau manusia fana jatuh dari langit,

melayang tak beraturan,” katamu melempar senyum

malam kian karam

“aku dicipta Tuhanku, pencipta rindu,” jawabku penuh melodi

kau insan berguna tapi tak berdaya

setiap luka adalah cobaan

setiap kematian adalah mengingat sang Tuhan

berlayar ke pangkuan, kawan, adalah

jalan bijak di atas kebajikan

dermaga Tuhan ada dalam dirimu paling dalam

tersenyum sangat menawan

Ingin Mabuk

Tuhan, aku ingin mabuk

secawan anggur

singkap puncak keberadaan sejati

melalui jembatan kerendahan diri

dalam kerinduan

dalam kenikmatan

dalam keikhlasan

aku sungguh ingin mabuk layaknya para sufi!

Di Taman Penyair

untuk Khwajeh Shams al-Din Muhammad Hafez-e Shirazi (Penyair Persia)

kulafalkan segenap jiwa lewat larik puisi

sebagai bukti decak kagum perangaimu

meramu kata hati yang tak pernah mati

di bawah intonasi rinai hujan yang agung sore itu

aku mendadak mencium aroma harum kata-katamu

o, Hafiz… titian hidupmu tak semulus sutra raja

aku membaca lembaran-lembaran beritamu berurai air mata

kau menderita tumpuan keluarga; tukang kain dan roti

yatim menafkahi sodara

tak ada naskah antologi puisi pun menjelma

tubir hatiku terketuk begitu saja

menikmati sajian senandung diwan-mu

aku bukan Goethe, Hafiz

penyair Jerman legendaris

takzim memuji karya-karyamu

aku hanyalah lelaki miskin

dari sudut kecil Indonesia

bodoh belum mengerti apa-apa; puisi terutama

dan, aku masih tertegun riwayatmu, Hafiz

“bukankah Hafiz sudah abadi, Tuhan?”

Sang Kekasih menjawab, “Itulah sebabnya Kutemukan kau

padanya lantaran puisi. Kau akan belajar orkestra-orkestra kerinduan padanya!”

tangga-tangga menuju pavilion kecil di Persia terbuka

kubah darwis kokoh dalam pusara

kau dikenang sepanjang masa lewat pujian dan doa

: sebuah jasa

Apa yang baru dalam versi terkini 1.1

Last updated on Oct 25, 2018

bug fix

Terjemahan Memuatkan...

Maklumat APLIKASI tambahan

Versi Terbaru

Minta Puisi Islam Kemas kini 1.1

Dimuat naik oleh

Krar Alshamre

Memerlukan Android

Android 4.0+

Tunjukkan Lagi

Puisi Islam Tangkapan skrin

Bahasa
Langgan APKPure
Jadilah yang pertama untuk mendapatkan akses kepada pelepasan awal, berita, dan panduan permainan dan aplikasi Android terbaik.
Tidak, Terima kasih
Daftar
Berjaya berjaya!
Anda kini melanggan APKPure.
Langgan APKPure
Jadilah yang pertama untuk mendapatkan akses kepada pelepasan awal, berita, dan panduan permainan dan aplikasi Android terbaik.
Tidak, Terima kasih
Daftar
Kejayaan!
Anda kini melanggan surat berita kami.